Cara Menghemat Budget Digital Marketing dengan Content Marketing

arikurniawan

Dengan tingkat inflasi setahun terakhir (Juli 2021 – Juli 2022) yang menyentuh 4,94% menurut data Badan Pusat Statistik, tidak heran jika beberapa pemilik bisnis memutuskan melakukan penghematan untuk bisa tetap bertahan.

Salah satu pengeluaran yang bisa dihemat adalah anggaran untuk melakukan digital marketing. Anggaran iklan jadi membengkak karena daya beli pasar yang juga cenderung menurun. Sekaranglah waktu yang tepat untuk berhemat sekaligus melakukan strategi baru.

Tapi, bagaimana menghemat anggaran digital marketing tanpa menurunkan performanya? Jawabannya adalah content marketing; content audit & content repurpose.

Melakukan Audit Konten / Content Audit

Apakah kamu mengetahui konten seperti apa yang selama ini berhasil menarik paling banyak perhatian (like, komentar, interaksi, share) di sosial media dan website bisnismu? Atau topik apa yang paling menarik banyak perhatian ke bisnismu?

Kalau jawaban tidak atau tidak yakin, maka sudah waktunya kamu melakukan audit konten. Bagaimana melakukannya?

  1. Ketahui konten mana yang memiliki performa terbaik. Gunakan Google Analytics untuk mengetahui konten mana yang memiliki kunjungan tertinggi atau lihat bagian statistik di akun sosial mediamu.
  2. Temukan kesamaan yang dimiliki, misalnya format konten atau topik yang dibahas.
  3. Buat insight berdasarkan data yang didapatkan. Lebih penting untuk melihat konten yang performanya kurang baik dan mengetahui alasannya.
  4. Untuk konten yang performanya kurang baik, maka lakukan perbaikan atau buat ulang konten tersebut dengan format yang dimiliki konten dengan performa yang baik.
  5. Pastikan agar semua informasi dan data masih up-to-date dengan keadaan saat ini. Cek konten yang diposting lebih dari 24 bulan, konten yang performanya kurang baik bisa dihapus atau diperbaiki.

Content Repurposing

Content Repurposing atau menggunakan ulang konten yang sama di media yang berbeda akan sangat menghemat budget produksi konten. Cara ini juga membuat konten bisa menjangkau ke audiens yang jauh lebih luas.

Tidak semua orang menyukai konten dengan format panjang seperti tulisan di blog, video di YouTube atau podcast. Ide utama dari content repurposing adalah membuat konten lebih mudah dikonsumsi tanpa kehilangan tujuan utamanya.

Bagaimana melakukan Content Repurposing dalam Content Marketing?

  1. Contoh jika kamu memiliki blog post yang memiliki performa sangat baik (misalnya Blog Mata Badai memiliki 7 alternatif linktree), maka berikan dia ‘hidup baru’ dan tunjukan ke audiens yang berbeda.
  2. Ubah formatnya menjadi video, infografik atau bahkan presentasi. Intinya adalah membuatnya lebih mudah dikonsumsi tanpa kehilangan tujuannya. (contohnya konten diatas kami ubah menjadi video Reels untuk Instagram)
  3. Ini juga berlaku sebaliknya, jika kamu memiliki konten sosial media yang viral banget, coba ubah formatnya menjadi tulisan atau format lainnya.

Jangan juga meremehkan konten dengan format audio atau suara, cobalah membuat podcast dengan kontenmu yang memiliki performa baik.

Tidak ada yang benar atau salah dalam melakukan repurpose content, jadilah kreatif dan jangkaulah sebanyak mungkin audiens.

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah content repurposing bukan berarti membuat konten baru atau versi alternatif dari konten yang sudah ada.

About the author

Ari Kurniawan - Founder Mata Badai Studio.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
trackback

[…] cross-posting, satu konten bisa digunakan di beberapa platform sekaligus, bahkan dengan teknik Content Repurposing, satu konten bisa digunakan hampir di semua platform dan bisa menjadi beberapa konten […]

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x