Pernah tidak kamu mengunjungi website yang bikin kamu berkata “Wow, ni website keren banget!“. Website dengan animasi dan transisi yang bahkan bisa mengikuti gerakan mouse.
Sayangnya, selain memiliki tampilan yang bagus, website seperti itu juga sangat bagus dalam menurunkan angka konversi konsumen.
Tapi Apple websitenya juga penuh dengan animasi dan transisi kok!
Iya, karena mereka adalah Apple dan kamu bukan Apple! Website harus memenuhi satu tujuan yaitu mengomunikasikan apa yang ditawarkan kepada konsumen.
Tujuan akhirnya adalah konversi;
- Membeli barang via website
- Berlangganan produk
- Menghubungi kamu
- Lainnya yang bisa dikategorikan sebagai konversi
Jalur Konversi Konsumen
Ada dua jalur yang biasanya dilalui oleh konsumen sebelum melakukan konversi di website:
- Jalur Instan (Konversi dalam 5 Detik pertama) – Jalur ini biasanya terjadi saat konsumen sudah mengetahui apa yang akan dilakukan, desain website tidak ada hubungannya dengan keputusan mereka.
- Jalur Umum – Jalur ini adalah jalur yang paling banyak dilalui oleh konsumen sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli atau menghubungimu.
Masalah pada Website Cantik
Loadingnya Lama
Semua parallax, animasi dan transisi biasanya bisa memerlukan waktu lebih dari 30 detik untuk termuat (loading) secara penuh. Dan jika sebuah website memiliki loading lebih dari 30 detik, maka sebagian besar pengunjung (calon konsumen) akan pergi dan memilih mencari yang lain.
Cognitive Overload
Saat semua elemen di website bisa bergerak dan berkedip, maka otak pengujung website akan selalu terstimulasi. Kalau calon konsumen justru terdistraksi, maka mereka tidak akan terkonversi.
Estetika Tanpa Makna
Semua elemen, parallax, animasi dan transisi umumnya tidak bisa menambah value apapun pada calon konsumen dan justru membuat pengunjung makin tidak terkonversi. Terlihat bagus tapi tidak berguna.
Perbaikan untuk Meningkatkan Konversi Website
Perbaikan Copy
Lima detik pertama adalah yang paling penting. Dalam 5 detik, website harus bisa meyakinkan calon konsumen bahwa mereka sudah ada di website yang tepat. Apa yang kamu tawarkan akan menyelesaikan masalah yang mereka hadapi.
Maka, pastikan judul/slogan/copy memenuhi beberapa hal berikut:
- Jelas
- Meyakinkan
- Menghilangkan berbagai keraguan
Bagian ini biasa justru membuat website akan terlihat ‘jelek’. Tapi, jika konversi websitemu jelek, hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah perbaikan pada copy di website.
Perbaikan / Penambahan Social Proof
Pastikan kalau website memiliki testimoni, rating dan lainnya; pokoknya social proof.
Percayalah kalau setiap orang itu selalu ingin orang lain mencoba sesuatu terlebih dahulu sebelum dirinya sendiri. Kenapa? Karena kalau hasilnya jelek, mereka bisa batal membeli dan tidak merasakan rasa kecewanya.
Selain social proof seperti testimoni klien, rating dan lainnya, ada dua hal yang jarang dilirik:
- Who Behind The Website – Kalau kamu atau orang-orang di tim kamu memiliki pengalaman yang luar biasa di bidang / produk yang berhubungan dengan apa yang website kamu tawarkan, maka pertimbangkan untuk menambahkannya ke website. Misalnya website kamu adalah tentang bengkel mobil dan kamu adalah montir berpengalaman lebih dari 25 tahun, maka tambahkan hal itu ke website.
- Sheer Number – Sederhananya begini, mana lebih meyakinkan; bintang 5 dengan 2 review saja atau bintang 4.7 dari 1000 review. Tentu website dengan 1000 review walau ratingnya lebih rendah kan?
Untuk panduan membuat website yang memiliki konversi yang lebih baik, bisa baca Landing Page Guide dari Marketing Examples.
Kesimpulan
Kesimpulannya adalah seperti bagan dibawah ini.
- Pertama, pastikan kalau websitemu memiliki loading yang cepat. Ini penting, wajib dan tidak bisa ditawar lagi.
- Kedua, pastikan websitemu hanya berisikan informasi yang cukup. Semakin sedikit semakin bagus, jikapun memakai animasi dan transisi, pastikan keduanya membantu konversi website jadi lebih baik.
- Ketiga, pastikan website berisikan copy / text yang JELAS dan MEYAKINKAN.
- Keempat, gunakan visual yang lebih baik. Website yang konversinya bagus, tidak selalu jelek. Sebaliknya, website yang terlalu cantik, sudah pasti konversinya jelek.
Terakhir, pastikan untuk selalu melakukan testing pada desain dan copy yang kamu gunakan dalam website.